Thursday, March 15, 2012

janji di sore hari

Meski tak mampu sembunyi,
Kejujuran adalah nurani yang tak terbeli,

Langkah ini pasti,
Berharap memperbaiki dan menjadi arti.

Mimpi yang hanya sedikit ini,
akan menjadi ribuan bukit yang tak lagi sepi,

langkah yang hanya sepenggal ini,
akan menyuburkan tanah negeri ini,

jangan pernah takut,
karena ketulusan adalah janji itu sendiri,

Dan negeri ini ,
masih akan terus menatap Matahari.


Tanah Abang,
17 january 2011


Notes ole:
Perbincangan di sebuah beranda

Aku hanya ingin menikmati kopi susuku
Pagi ini
Dua helai roti dan pasta
Menyapa tanaman setiaku
selamat pagi aku


Notes Wahyu W Basyir:(yang ini Baasyir yg rada beda, puitis and jauh banget dari karakter teroris)
Ini senja yang sama
Perempuanku, nyalakanlah lampu
Biar terang mimpimu nanti
Telah kutinggalkan bau tubuhku di kasurmu
Agar igaumu menjadi puisi

Aku tak pulang malam ini


Notes Ina Naisha Karim:
Ini senja yg ke sekian
Kau biarkan aku menangguk kepekatan malam
....sendiri..
Tuk apa tinggalkan bau tubuhmu di kasur ini
Kalau kau tau indra penciumanku tlah beku di besut sepi...
Tak akan ada igauan nalam ini.
T...ak akan ada puisi lagi
Tak apa biarkan tubuhmu berbalur dengan wangi malam..
Karena Indra rasaku tlah membiru....



Notes Wahyu W Basyir:
Kau yang menjaring malam
Pada biru hitam sajak-sajak lara
Berhentilah sejenak
Satu dua hela nafasmu
...cukuplah

Cinta ini kelewat indah, bahkan
untuk dipertahankan

Wednesday, March 14, 2012

kisah tentang cemara

Cemara ini mungkin sudah terlalu tua usianya… Bahkan mungkin sudah kesekian generasi dia berada di ujong bathe ini. Ribuan jenis angin telah menyapanya. Ratusan jenis badai telah meluluh lantakkan tubuhnya. Belum lagi jeritan kilat yang pernah menghanguskan tubuhnya. Bahkan pernah merobohkan hatinya… Tapi dia tetap berada di sana. Di ujong bathe. Sepi dan hanya sesekali mendengar suara kasih nan mesra. Merasakan keberadaannya dalam realita langkah hidup disekitarnya. Cemara ini bahkan tak bernama... Meskipun untukku ia bernama cemara angin. Camara ini mengajariku selalu melihat kedepan. Kebatas cakrawala arah samudra. Terlintasi Pulau Weh di kejauhan... Cemara ini mengajakku menajamkan pandangan. Mengajakku memahami realita nafas disetiap hembusannya. Cemara ini mengajakku memahami kisah disekitarnya. Kisah tentang harapan atas keindahan dan kebaikan. Kali ini cemaraku membantu melihat kembali... Setiap desir angin yang membuat luka tapi memberi harapan. Hempasan tsunami yang mencerabut akarnya namun tak mematikan. Deraan petir yang menghanguskan tapi tetap menumbuhkan kisah. Hari ini Cemaraku berkata... Besok akan tumbuh cemara lain. Meski minggu lalu hampir semuanya luluh tak tertahankan... Cemara cemara kecilku akan terus memberi hidup. Di Ujong Bathe... Ujong Bathe 10 Juni 2005

Tuesday, March 13, 2012

kisah tentang kamu dan jatuh cinta


Rasanya aku pernah bertanya? Mengapa "jatuh Cinta"?, dan aku hanya memperoleh pandangan mata dengan senyuman yang balik bertanya? "Kenapa sayang?".

Pandanganmu seolah menjelaskan lembar dedaunan yang lepas dari tangkainya, anggun melayang jatuh ke tanah dan akhirnya menyatu pada semesta.

Begitulah kira kira jawaban cinta menurutmu, dalam kalimat sederhana yang meluncur disela sela senyummu, kamu bilang: "aku ngga tau dan ngga sempat berfikir mengapa jatuh cinta padamu".

Dan aku hanya termanggu, dengan pemandangan luar biasa dari rangkaian indah ini: dari seluruh rangkaian tubuhmu, senyummu adalah bagian terindah yang memungkinkan aku bisa tinggal disitu.

Seperti bunga bunga yang tumbuh dengan harum berbeda diantara langu segar rerumputan liar.

Bunga tak berfikir untuk menjalin cinta diantara kecupan kupu2 dan kumbang kecil tak berarti. Hanya sesekali dia tau bahwa harumnya memanjakan semesta untuk bercinta.

Terjatuh, menjatuh dan di jatuhi cinta, akan sama dengan hujan yang tiba tiba mewarnai langit dengan pelangi dan mengembalikan kanvasnya dengan warna biru miliknya.

Meski diantaranya akan kembali tersapu mendung, cinta tak kan sempat bertanya?. Dia hanya akan berjalan melalui mendung, hujan dan langit biru. Dia hanya akan merajut cinta bersama laba laba dan embun pagi.

Ketika cinta memiliki mata air bernama "rindu" maka tak perlu didawaikan, dia hanya perlu dipeluk dan didamaikan ... Meskipun rindu bisa menghanguskan logika ...
Akan tetapi semua akan berjalan tanpa bertanya lagi ...

Apakah pergi, apakah berselisih jalan, ataukah hanya mengendap di lubuk hati menahan rindu yang menuntut tangis agar memahami. Cinta, hanya untuk cinta, tak lagi bisa bertanya. Dan Sore ini hujan, diantara langit2 kamar dan kelopak mata saja.

Pury laras
09 maret 2012
Endah Nurdiana

kisah tentang kamu


berharap satu titik waktu abadi, disana aku bersemayam dalam sudut hatimu.

mendekam sambil mengucap takzim namamu, sebelum bongkahan cahaya menyilaukan waktu yang bernama pagi.

tanpa wujud, tanpa kata, apalagi sebentuk aksara?.

wujudmu tak kentara disudut ini, hanya nafas yang bernama "cinta", itu yg biasa kau lantunkan.

tak sedikitpun luput dari pandanganmu, setiap gerik tubuh yg kita lalui bersama.

berharap satu titik waktu abadi, tumbuhnya kuku jemariku, panjangnya rambut kecoklatanku, selalu saja kau temukan pergerakan waktunya dg sempurna.

kita selalu terjerembab dalam medan waktu tak bercahaya. betapapun seringnya hal ini terjadi. kita akan kembali lebur dalam keindahan cahaya. Lagi dan lagi.

selalu aku dan kamu bersama, dan tiba waktunya ini semua menjadi "kita". antara melenyap, tiada lalu berupa. kita ada dalam titik waktu yg kita tau pernah ada.

menangis, tertawa, meregang diantara pandangan mata dan langit langit usang tanpa paham kehidupan?.

aku dan kamu tak ingin menyesatkan diri dalam kisah bak padang luas yg tak cepat menemukan belantaranya.

kenalkah kamu padaku?, kenalkah aku padamu?, pertanyaaan yg melintas diantara padang rerumputan. dan bertanya pada pohon kehidupan yang cuma ada satu tanpa daun yang tumbuh berarti.

pertanyaan tadi, membuatmu dan aku tersenyum, sedikit tergelak, lalu terbahak hingga tak mampu mengekang air mata.

"kita" tak pernah membiarkan tawa di tubuh ini sedemikian meledak hingga membuat bintang selatan tersedak. Kita hanya biasa tersenyum sambil berharap bahwa hal itu akan penuh arti.

lewat suara tersedak dan terbahak, "kita" akan terus melewati berbagai bentuk kelahiran, kematian, ketidak berartian, bahkan keberartian yang tak terperi.

coba lantunkan, sekali lagi, setiap detak yang terucap mengenai "cinta", dan kita mengharap akan terus abadi, hingga bumi tak lagi terserang jutaan cahaya.

jika kelak semesta memecah raga, maka masih akan ada jiwa jiwa yang melantunkan kisah cinta.

kita akan memadu rasa, yang tak berwujud sama ketika raga tengah memagut. tidak!!, tapi kita tetap berada diantara cinta yang saling bertaut.

berharap satu titik waktu abadi, maka cintalah yang mengabadikannya. kenangan ini akan kuabadikan, meski diantara cahaya yg mengambang tanpa sentuhan. di sela sela cahaya rembulan yang pucat kesiangan.

kenangan akan cinta ini kasihku. dari alam yang sering mereka sebut tidur abadi, akan tetap kunikmati, lantun suara "cinta" milikmu, pada ladang kehidupan.

semua kisah ini sayangku, adalah memori indah yang terekam, sejak pertama kupahami paru2ku butuh udara. hingga saat kamu berada diantara kelopak mata setiap malamnya.

berharap satu titik waktu abadi, maka "cinta"mu lah yang kini menemani saat udara tak lagi hadir disela sela paru. disaat jiwa jiwa indah telah menjadi "kita".

pury laras,
10 maret 2012.
endah

kisah tentang laba laba


aku mau bilang bahwa aku sayang lelaki itu. berhidung tajam, beda denganku, berkulit gelap beda denganku, bermata redup, juga berbeda denganku. aku bermata besar dan selalu nampak terkejut.

aku sungguh sayang lelaki itu, tapi laba laba di sudut kamarku bilang "tak sempat lagi!, tak ada waktu lagi".
laba laba sibuk memintal rumah, tak sempat bertanya apakah makna "cinta"?, bagaimanakah wujud "sayang"?, Ia hanya meluncur kian kemari, bercinta sambil merajut kisah dari embun yang tersesat di sarangnya, menanti jiwa yang juga tersesat untuk nanti disantapnya kemudian.
aku sungguh sayang pada lelaki itu yang menyebut dirinya ayah, sementara aku hanya sanggup memanggilnya "didi".

aku juga jatuh cinta pada perempuan yang kupanggil "dada", rambutnya tergerai beda denganku, matanya bulat seperti aku, hidungnya sederhana juga sepertiku, dan senyumnya menyisakan lekukan yang kukagumi entah kenapa.

aku jatuh cinta pada perempuan ini, hingga telingaku selalu bergerak jika mendengar suaranya.

aku sungguh cinta pada perempuan ini. tapi pagi pagi, kupu kupu selalu bilang: "tak perlu kau katakan, tak perlu dipertanyakan".

kupu kupu selalu percaya dirinya indah tanpa bertanya?, sayapnya bercorak indah tanpa pernah ia pandangi.

kupu kupu hanya bercinta dengan bunga dan daun, serta sedikit embun untuk menolak dahaga. baginya menyatakan cinta pada perempuan ini akan mengurangi makna sesungguhnya.

jadi kalau kau ingin bilang bahwa kau mencintai ibumu. Lakukan saja seperti kupu kupu. dia hanya indah saat bercinta sesaat saja, namun hatinya mencintai sepanjang masa plus satu hari.

aku tau ini "cinta", aku tau ini "sayang" hanya saja sulit sekali dikatakan. sulit sekali dinyatakan,

atas semua kisah ini, aku hanya ingin tau apakah ada aku sedikit saja disela sela hari mereka?

pury laras
11 maret 2012
endah

kisah tentang situ gintung


senyum "situ" selalu terkuak jika angin menggelitik permukaannya.
ia tertawa lebar, jika hujan dan angin kencang mengkoyak wajahnya.
bahkan ia beriak kegirangan jika mampu menari dibawah hujan.

"situ" tak pernah ingkar jika ada nelayan yang berusaha mengail ikan dengan perahu kecilnya. ia akan terus tersenyum sambil menyodorkan ikan pada nelayan dadakan.

wajah "situ" adalah wajah kejujuran, tanpa harus menyangkal keberadaan dirinya, termasuk kisah diseputaran tubuhnya.

ia akan sabar menanti angin datang, menampung airmata langit dan membuai anak anakku berperahu bebek kegirangan.

"situ" hanya kenal dua jenis musim, hujan dan tidak hujan. ia tak pernah bermimpi jadi telaga yang membeku dan dapat dilalui oleh para penari ice skating. ia tak pernah ingin menjadi telaga yang mengeras beku dan kembali mencair menjadi serpihan ketika matahari menghujamkan cahaya pada permukaannya.

"situ" akan selalu senyum menyambut angin dan selalu patuh menampung air mata langit.

"situ" selalu tenang, meskipun kehidupan di seputaran tubuhnya bergejolak. meskipun ia telah melihat ribuan kematian dan kelahiran.

"situ" tetap tersenyum bahkan ketika tepian tubuhnya dipolitisir para tuan tanah dan gubernur penguasa setempat yang haus publikasi.

"situ" tetap meramaikan suasana dengan ketenangannya di saat acara keluarga besar ini itu berkumpul di tepiannya sambil berteriak sember melalui toa.

"situ" akan takzim dan tetap tersenyum menyambut tubuh tubuh yang mulai menyatu ditanah pekuburan.

ia tetap mengajarkan kejujuran dengan senyuman yang terjadi antara percintaan wajahnya dengan angin yang tak selalu datang.

ah ... , terkadang aku iri dengan wajah "situ", yang selalu senyum memandang kehidupan diantara gelap dan cahaya keseharian.

aku ingin seperti "situ" yang wajahnya menapilkan semua hal.
memucat ketika luka bathinnya tak terperi.
menghangat ketika cinta menghampiri.
terbahak ketika kegembiraan mengajaknya menari.

"situ" bahkan rela dan menerima ketika salah satu tanggulnya harus jebol memuntahkan 2 juta meter kubik isi airnya.

kini "situ" tetap situ yang tengah kekeringan. ia ikhlas kembali mengumpulkan serpihan air hujan hingga entah berapa lama akan menjadi senyuman seperti sedia kala.

"situ" ikhlas menampilkan wajah tanpa air kehidupan. ia akan tetap menampung dan menunggu hingga ratusan tahun jika memang kehidupan disekitarnya menghendaki begitu.

keteguhan "situ" untuk bertahan, adalah keihlasan menghidupi semesta diseputaran nasibnya.

menanti awan, hujan, angin dan kelahiran baru serta kematian yang menyuburkan. ia akan terus menunggu hingga mampu terbahak dan beriak senyum seperti semula.

untuk langit, untuk angin, untuk hujan. untuk kamu, untuk anak anak yang setiap saat akan tumbuh dan menua. "situ" akan terus menunggu cinta dengan linangan airmata, sekaligus senyuman yang belum bisa.

pury laras yang berada di seberang "situ" gintung.

11 maret 2012

endah


catatan: "situ" = telaga atau danau dalam bahasa setempat.